Sejak 2017, sebuah penelitian berjudul Phylogeny of the manta and devilrays (Chondrichthyes: mobulidae), with an updated taxonomic arrangement for the family dan diterbitkan di Jurnal Zoological Journal of the Linnean Society telah mengubah nama ikan pari manta yang selama ini telah akrab di telinga kita. Sebelum berkenalan dengan nama barunya, kita berkenalan lebih dekat dengan satwa laut yang ternyata satwa residen di beberapa kawasan perairan di Indonesia, seperti Komodo, Nusa Tenggara Timur; Sangalaki, Kalimantan Timur, dan di Nusa Penida, Bali.
Satwa yang masuk kedalam Sub kelas Elasmobranch karena bertulang rawan dan lebih spesifik masuk ke keluarga Mobulidae ini menawan dan menjadi primadona bagi para penikmat keindahan bawah laut. Memiliki morfologi yang khas yaitu keberadaan cephalic lobe yang berfungsi untuk mengumpulkan makanan dan navigasi. Serta terdapat fingreprint yang membedakan dari satu individu dengan individu lainnya yaitu corak titik-titik berwarna hitam pada individu yang tubuhnya berwarna putih dan titik berwarna putih pada individu yang tubuhnya berwarna hitam.
Dulunya, keluarga Mobulidae dikenal ada dua genus yang berbeda tetapi seperti kakak beradik. Genus Mobula dan Manta. Genus Mobula dikenal juga sebagai devil ray dan Manta dikenal sebagai manta ray. Perdebatan pun muncul disebabkan oleh penelitian yang telah disebutkan diatas karena mengubah nama Manta dan digabungkan dengan Mobula. Penampakan devil ray lebih kecil dibandingkan manta ray dan perbedaan utamanya yaitu pada letak mulut, yaitu terminal pada manta dan subterminal pada mobula. Nama Manta ray yang sudah akrab harus mulai diganti dengan Mobula. Pada dua spesies ikan pari manta, yaitu Manta alfredii dan Manta birostris diganti menjadi Mobula alfredii dan Mobula birostris. Penggantian nama ini berdasarkan hasil penelitian mereka yang mengungkap taksonomi ikan pari Manta dengan menganalisis informasi genetik dan dikombinasikan dengan morfologi